DISINTEGRASI DAN RADIKALISME: TANTANGAN AKTUALISASI PANCASILA DI TENGAH RIVALITAS NASIONALISME SEKULAR DAN RELIGIUS



Wirawan Sukarwo(1*),

(1) Universitas Indraprasta PGRI
(*) Corresponding Author

Abstract


Sebagai sebuah falsafah bernegara, Pancasila dianggap sudah final dan mengikat. Namun, terdapat dualisme dalam penafsiran Pancasila di tengah masyarakat yang terbelah menjadi kelompok nasionalis sekular dan religius. Situasi ini beririsan dengan krisis identitas yang terus melanda bangsa bekas terjajah seperti Indonesia. Corak nasionalisme sekular yang dominan sejak era Orde Baru telah memunculkan resistansi dari kelompok nasionalis religius tatkala gejala serupa juga muncul di banyak belahan dunia. Resistansi yang semakin kuat ini bisa berujung pada radikalisme kelompok yang mengancam integrasi nasional. Makalah ini didasarkan pada penelitian berjenis kualitatif dengan metode studi kepustakaan. Dari hasil penelitian didapatkan kesimpulan berupa tantangan faktual terkait aktualisasi Pancasila dalam bentuk rivalitas kelompok nasionalis religius dan sekular dalam konteks politik praktis di Indonesia. Rivalitas tersebut memiliki akar yang kuat pada dualisme penafsiran Pancasila itu sendiri serta bisa menjadi awal dari radikalisme yang mengancam integrasi bangsa.

Full Text:

PDF

References


Anderson, B. 2008. Imagined Communities: Komunitas-Komunitas Terbayang. Yogyakarta: Insist Press.

Artawijaya. 2014. Belajar dari Partai Masjumi. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

Asrori, A. 2015. “Radikalisme di Indonesia: Antara Historisitas dan Antropositas”. Kalam: Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam. Volume 9, No.2 Desember 2015.

Assyaukanie, L (ed). 2002. Wajah Liberal Islam Indonesia. Jakarta: Jaringan Islam Liberal.

Azra, A. 2002. Konflik Baru Antar Peradaban Globalisasi, Radikalisme & Pluralitas. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Cox, H. 1967. The Secular City: Secularization and Urbanization in Theological Perspective. New York: The Macmillan Company.

Gladney, D. 1991. Muslim Chinese: Ethnic Nationalism in the People`s Republic. Universitas Harvard: Cambridge.

Hedi. “Agama dalam Masyarakat Post-Sekularisme Jurgen Habermas”. Panangkaran: Jurnal Penelitian Agama dan Masyarakat. Volume 3, No.2. 2019

Juergensmeyer, M. 1998. Menentang Negara Sekular: Kebangkitan Global Nasionalisme Religius. Bandung: Mizan.

Madung, O.G. 2017. Post Sekularisme: Toleransi dan Demokrasi. Maumere: Ledalero.

Moleong, L.J. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya.

Noer, D (et. al.). 1999. Mengapa Partai Islam Kalah?: Perjalanan Politik Islam dari Pra-Pemilu `99 sampai Pemilihan Presiden. Jakarta: Alvabet.

Sihbudi, R. 2007. Menyandera Timur Tengah: Ketidakbijakan AS dan Israel Atas Negara-Negara Muslim. Bandung: Mizan.

Sukarwo, W. 2009. Tentara Bayaran AS di Irak: Sebuah Konspirasi Neoliberal AS untuk Memimpin Dunia. Jakarta: GagasMedia.

Tazri, M. 2019. “Cebong dan Kampret dalam Perspektif Komunikasi Politik Indonesia”. Perspektif Komunikasi: Jurnal Ilmu Komunikasi Politik dan Komunikasi Bisnis. Volume 3, No.1, 2019.

Zarkasy, H.F. 2012. Misykat: Refleksi tentang Westernisasi, Liberalisasi, dan Islam. Jakarta: Insists dan MIUMI.




DOI: https://doi.org/10.30998/jagaddhita.v1i1.809

Article Metrics

Abstract Views : 2362 | PDF Views : 2091

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 JAGADDHITA: Jurnal Kebhinnekaan dan Wawasan Kebangsaan

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.